Antara ilmu & Harta

Oleh: Ahmad Awalludin Namat

Pada suatu ketika, Rasulullah SAW pernah menyatakan “Bahwa dirinya diibaratkan seperti kota ilmu, sedangkan Ali Bin Abi Thalib Ra adalah gerbang ilmu”. Mendengar pernyataan yang demikian sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya, mereka tidak percaya apa benar Ali Bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan”Gerbangnya Ilmu” dari Rasulullah SAW.

Lalu berkumpullah 10 orang dari kaum Khawarij, kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah SAW tersebut, seorang diantara mereka berkata, “Mari kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja, dari bagaimana jawaban Ali tentang suatu masalah itu, kita bisa menilai seberapa jauh kepandainnya, bagaimana apakah kalian setuju?”, “Setuju!!!!” Jawab mereka serentak. “Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja”, saran yang lain. Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali, Namun bila jawaban Ali berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas”. Baik juga saranmu itu, mari kita laksanakan!” sahut lainnya.

Hari yang telah ditentukan telah tiba, Orang pertama datang menemui Ali, lalu bertanya, “Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?”, ”Tentu saja lebih utama ilmu”, jawab Ali tegas. Kemudian Ali pun menerangkan, “Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun, Namrud, dan lain-lainnya”. Setelah mendengar jawaban Ali yang demikian, orang (pertama) itu kemudian mohon diri. Tak lama kemudian datang orang yang kedua dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama ilmu atau harta?”, “Lebih utama ilmu dibandingkan harta” Jawab Ali, Mengapa ? “Karena Ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta malah sebaliknya engkau harus menjaganya”. Orang kedua itu pun pergi setelah mendengar Jawaban Ali seperti itu.

Orang yang ketigapun datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya, “Bagaimana pendapat tuan bila ilmu dibandingkan dengan harta?” Ali kemudian menjawab bahwa, ”Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu”, Mengapa demikian tuan ? Tanya orang itu penasaran. “Sebab orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh, sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayanginya dan hormat kepadanya”. Setelah orang (ketiga) ini pergi, tak lama kemudian orang keempat pun datang dan menenyakan permasalahan yang sama, setelah mendengar pertanyaan tersebut, Ali pun kemudian menjawab, “Ya jelas-jelas lebih utama Ilmu”, Apakah yang menyebabkan demikian ?, Tanya orang itu mendesak, “Karena bila engkau pergunakan harta, jelas-jelas harta akan semakin berkurang, namun bila Ilmu yang engkau pergunakan maka akan semakin bertambah banyak” , Jawab Ali.

Orang kelima pun datang setelah kepergian orang yang keempat dari hadapan Ali, Setelah menjawab pertanyaan orang ini dengan jawaban yang sama yaitu “Lebih utama Ilmu dibandingkan Harta”, Ali pun kemudian menerangkan, “Jika pemilik harta akan ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik Ilmu akan dihargai akan di hargai dan disegani”. Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula, Ali pun menjawab dengan dengan jawaban yang sama, namun Ali juga tetap memberikan alasan yang berbeda pula. Jawaban Ali tersebut ialah, “Harta akan selalu kita jaga dari kejahatan, sedangkan ilmu akan menjagamu”.

Dengan pertanyaan yang sama, orang ketujuh datang kepada Ali, pertanyaan itu kemudian di jawab Ali. “Pemilik ilmu akan diberi syafaat oleh AllAH SWT dihari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh AllAH kelak”. Kemudian kesepuluh orang tersebut berkumpul lagi, mereka sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali, mereka tak menduga setelah setiap jawaban yang Ali berikan, ternyata selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugsanya, mereka yakin bahwa ketiga orang itu akan mendapat celah kelemahan Ali, sebab ketiga orang itu dianggap orang yang paling pandai diantara mereka.

Orang kedelapan menghadap Ali, lalu bertanya, “Antara Ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali ?”, Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu”, jawab Ali, “kenapa begitu ?” tanyanya lagi. “Dalam waktu yang lama harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi” kata Ali menerangkan. Orang kesembilan datang dengan pertanyaan yang sama, Alipun menjawab dengan pertanyaan yang sama, namun tetap dengan alasan yang berbeda, ”Seseorang yang banyak harta akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya, sedangkan orang kaya ilmu akan dianggap intelektual” Jawab Ali.

Sampailah pada giliran orang terakhir , ia pun bertanya pada Ali dengan pertanyaan yang sama, kemudian Alipun menjawab, “Harta akan membuatmu tidak senang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu, tetapi Ilmu sebaliknya akan menyinari hatimu hingga hatimu menjadi tenang dan tentram karenanya”. Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji atau dites oleh orang-orang itu, sehingga ia berkata “Andaikata engkau datangkan orang untuk bertanya, Insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula selagi aku masih hidup”.

Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah, mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW itu benar adanya, dan Ali memang pantas mendapat julukan “Gerbang Ilmu”, sedangkan mengenai diri Rasulullah SAW sudah tidak perlu diragukan lagi.

HIKMAH

Dari kisah yang penuh makna di atas, menggambarkan betapa amat sangat penting sekali Ilmu itu bagi kehidupan sehari-hari, dan itu memang benar karena dalam setiap kegiatan yang kita lakukan tak lepas dari yang namanya ilmu, mulai dari hal yang kecil sampai kepada hal-hal yang besar. Contoh sederhananya , memasak harus pakai ilmu agar masakannya enak. Allah SWT berfirman : “Dan Allah SWT telah menundukan apa-apa yang ada dilangit dan dibumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan AllAH SWT) bagi kaum yang berfikir” . (QS Al Jasiyah ayat 13)

Maksudnya manusia diperintahkan untuk berfikir dan hasil daripada berfikir itu sendiri adalah ilmu. Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman : “Hai jamaah jin dan manusia jika kamu sanggup melintasi (menembus) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, niscaya kamu tidak akan dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)”. (QS AR Rohman ayat 33).

Di ayat lain Allah SWT juga berfirman : “.........Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat ,mengambil pelajaran”. (QS Ar Ra’d ayat 19)

Sungguh menyedihkan kalau kita lihat fenomena yang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini. Ketika anak mereka berprestasi dalam bidang umum, mereka akan bangga, bahkan untuk mendapatkan prestasi itu mereka rela mengeluarkan uang yang banyak yaitu dengan cara memberikan jam pelajaran tambahan di luar sekolah atau juga disebut dengan kursus. Tetapi kenapa jarang sekali ada orang tua yang bangga ketika anaknya berprestasi dalam bidang keagamaan, bahkan mereka tidak mengetahui apakah anak mereka bisa membaca Al Qur’an atau tidak, bisa bacaan sholat atau wudhu apa tidak, mereka cenderung cuek akan hal-hal yang seperti itu. Padahal dengan menuntut ilmu agama yang rajin bukanlah hanya untuk menjadi seorang ustadz atau ustadzah, tetapi tujuan kita menuntut ilmu agama tidak lain dan tidak bukan ialah untuk kesempurnaan ibadah kita. Rasulullah SAW bersabda :

“Amal tanpa ilmu maka tertolak”

Maksudnya tertolak ialah tidak diterima amal ibadah kita. Tetapi tidak semuanya tertolak, karena kita beribadah tanpa ilmu juga pasti ada sebabnya. Ada sebab yang dimaafkan dan ada sebab yang tidak dimaafkan. Sebab yang dimaafkan ialah karena ketidaktahuan akan ilmu itu tetapi kita sudah berusaha untuk menuntut ilmu agama. Dan sebab yang tidak dapat dimaafkan adalah karena kita malas untuk menuntut ilmu agama. Apakah kita menginginkan ibadah kita bertahun-tahun tidak diterima oleh AllAH SWT dikarenakan kita malas untuk menuntut ilmu agama? Di Hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda : “Amal yang sedikit akan bermanfaat dengan ilmu, dan amal benyak tidak akan bermanfaat dengan kebodohan“. (Diriwayatkan oleh Ad Dailami dari Anas Bin Malik). Bahkan begitu penting ilmu dalam Islam, hingga Rasulullah mewajibkan untuk menuntut Ilmu, dalam sabdanya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”

Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda: “Kalau ingin bahagia didunia , tuntutlah ilmu. Ingin bahagia di akhirat, tuntutlah ilmu. Jika ingin bahagia kedua-duanya tuntutlah ilmu”

Allah SWT pun sudah menyiapkan ganjaran pagi para penuntut ilmu, yaitu :

Ganjaran Allah SWT bagi para penuntut ilmu :

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat”.
(Qs Al Mujadilah ayat 11)

Hadits Rasulullah SAW:

“Barang siapa yang memudahkan langkah kakinya menuju majlis ilmu maka AllAH akan mudahkan langkah kakinya menuju syurga”

“Barang siapa yang duduk dalam suatu majelis ilmu, maka AllAH akan berikan kepadanya pahala 1000 rokaat sholat sunnah”

Dapat kita lihat dari Ayat Al Quran dan Hadist Nabi SAW bahwa begitu besarnya ganjaran yang Allah SWT berikan kepada kita dari menuntut ilmu khususnya ilmu agama. Setelah kita mengetahui apakah kita masih bermalas-malasan untuk menuntut ilmu, tentunya tidak. Maka dari itu mulaikanlah untuk menyiapkan waktu kita walaupun sedikit untuk menuntut ilmu agama juga disebut dengan mengaji.

Imam Syafi’I dengan kata-kata bijaknya berkata :

“Belajarlah karena tiada seorang pun yang dilahirkan dengan membawa ilmu , Dan Jelaslah beda orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu”

0 komentar:

Posting Komentar

Profil Wahdi Centre 25

Jatimakmur, Pondok Gede, bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Wahdi Center 25 adalah sebuah organisasi masyarakat yang bergerak di bidang sosial, agama dan kemasyarakatan. Visi Wahdi Center: Terbinanya masyarakat yang rukun, bersatu, kreatif, inovatif, produktif dan pengabdi yang berlandaskan keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Misi Wahdi Center 25: 1. Membina hubungan persaudaraan setanah air dan sesama manusia yang kokoh demi terciptanya kehidupan yang aman, nyaman, damai serta bahagia dunia dan akhirat. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui kesempatan pendidikan, pelatihan dan pembukaan lapangan kerja. 3. Melaksanakan Amar Ma'ruf Nahyi Munkar Garis Besar Program Wahdi Center 25: 1. Melaksanakan pembinaan keagamaan secara berkala dalam bentuk pengajian mingguan, bulanan, tahunan. 2. Mengadakan pelatihan dan pendidikan berkala kepada anggota secara khusus dan masyarakat secara umum. 3. Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk penyaluran santunan kepada kaum mustad'afin di Kota Bekasi dan masyarakat lain yang membutuhkan. 4. Mewadahi unit kegiatan usaha yang dilakukan anggota dalam rangka menanamkan dan mengembangkan jiwa dan semangat entrepreneuship.
Hadits Rasulullah SAW: “Barang siapa yang memudahkan langkah kakinya menuju majlis ilmu maka AllAH akan mudahkan langkah kakinya menuju syurga”

Jadwal Pengajian Bulanan

  • 1. - 14 Februari 2009
  • 2. - 14 Maret 2009
  • 3. - 11 April 2009
  • 4. - 09 Mei 2009 [ Habib Abdurrahman Assegaf, Ketua GUI ]
  • 5. - 13 Juni 2009 [ Habib Fahmi Alaydrus - Ciawi Bogor ]
  • 6. - 11 juli 2009 [ Habib Abdullah - Tambun Bekasi ]
  • 7. - 8 Agustus 2009 [ Habib Hasym Al Bahar Bungur-Bekasi]
  • 8. - 12 september 2009 [ habib muhamad alhabsy - slipi jakarta ]

Pengikut